Feodalisme sebagai Jurang Kemiskinan

Pernahkah saudara sekalian terbesit di dalam pikiran, bagaimana jika semua permasalahan ekonomi yang ada saat ini di masyarakat itu hilang seketika. Sebuah utopia dimana tidak ada seorangpun yang berkekurangan.

Ilustrasi : Lapisan sosial sistem feodal

Dalam tulisan kali ini, saya akan menggunakan pendekatan multi-disipliner mulai dari ilmu sejarah, neurosains, sosiologi dan tentunya tidak lupa antropologi. Saya berusaha menyajikan penjabaran yang argumentatif mengenai kisah bagaimana kebiasaan manusia yang feodal telah membentuk jurang kemiskinan dan semakin memperparah 

Revolusi Hijau


Kisah kita ini bisa dilacak ulang pada masa awal peradaban umat manusia sekitar 12.000 tahun yang lalu. Ini semua dimulai dari revolusi agraria (Revolusi Hijau) yang mengubah nasib umat kita seterusnya. Dari yang awalnya spesies Homo Sapiens itu hanyalah sekelompok pemburu dan pengumpul yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) hingga mampu membangun gedung pencakar langit dan menciptakan peluru kendali balistik nuklir, itu semua kita awali dari keahlian untuk bercocok tanam!

Hebat bukan? Betapa mengejutkannya kisah perjalanan manusia sebagai sebuah spesies! Tidak akan ada yang menduga bahwa makhluk semacam kita ini akan mampu untuk menaklukkan alam dan menjadi puncak pada rantai makanan.

Kita kembali pada topik awal, sebelumnya manusia pada masa berburu dan mengumpul itu hidup secara egaliter (sama rata, sama rasa dalam komunitas). Egaliter secara sederhana dapat dicontohkan dengan kebiasaan saling berbagi sama rata hasil buruan yang ada.

Tetapi saat mulai mengenal cara memproduksi makanan selain dari berburu, yakni bertani dan mengolah lahan. Manusia perlahan-lahan mulai mengembangkan hierarki dan lapisan di dalam komunitasnya. Muncul-lah yang dinamakan sebagai 'elit-elit pemalas', seperti yang disebutkan oleh Yuval Noah Harari di dalam bukunya yang berjudul Sapiens.


Elit pemalas itu antara lain seperti ketua adat, kepala desa dan pemuka agama. Mereka yang kemudian menempati lapisan teratas di dalam masyarakat agraris.  Tentara yang kerjanya hanya jaga-jaga kastil dan desa justru mendapatkan porsi panen yang lebih besar, kenapa ini terjadi? Karena peran tentara menjadi penting di dalam komunitas masyarakat di Abad Pertengahan. Jika ada serangan dari bangsa lain, dan tidak ada tentara, maka habis sudah satu komunitas tersebut.

Revolusi Industri

Apakah kemudian jika peradaban manusia berkembang dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri lantas kondisi mereka menjadi berubah lebih baik? 

Tentu saja tidak, malah faktanya yang terjadi di lapangan semakin menunjukkan tingkat keparahan yang jauh lebih berkali-kali lipat. Para petani yang sebelumnya miskin tersebut, saat Revolusi Industri terjadi, hanya mampu untuk menjadi buruh pabrik yang terus menerus dieksploitasi para pemilik modal dan kaum borjuis.

Kehidupan mereka tidak akan berubah menjadi lebih baik hanya karena masyarakat dunia beralih dari agraris ke industri, bahkan yang ada hanya semakin terpuruk dengan sistem kapitalisme yang tidak berlandaskan pada etika moral di zaman kontemporer ini.

Sistem feodalisme mungkin benar adanya sudah usang dan tidak lagi dipakai dalam sistem kemasyarakatan dan komunitas modern ini yang perlahan telah meninggalkan cara hidup bertani. Tetapi produk turunan dari Revolusi Industri yakni kapitalisme, tetap memiliki peran yang sama dalam membentuk hierarki dan lapisan sosial di dalam masyarakat, malah jauh lebih parah. Inilah yang saya maksud sebagai Feodalisme telah menciptakan jurang kemiskinan yang begitu nyata, sampai mencengkeram sedemikian kuatnya menjadi sesuatu yang permanen, bahkan mustahil untuk terjadinya mobilitas sosial. Feodalisme kemudian dilanjutkan oleh sistem kapitalisme, dimana kesenjangan ekonomi yang tercipta dari perbedaan kemampuan ekonomi dua kelas utama, borjuis dan proletar.

Yang miskin akan tetap miskin, malah semakin miskin, dan yang kaya akan bertambah pula kekayaannya. Kemiskinan struktural terjadi karena sistem, dan itu terbentuk sepanjang sejarah manusia dalam merespon lingkungannya.






Nafisathallah
Seseorang yang mengagumi ilmu pengetahuan.

Related Posts

Post a Comment

REKOMENDASI UNTUKMU