Di Indonesia, sering sekali kita jumpai unjuk rasa yang menyuarakan solidaritas untuk kemerdekaan Palestina membawa sentimen keagamaan dan golongan tertentu, sebut saja contohnya Islam. Namun, nampaknya kita mesti mengubah pandangan itu secepatnya. Apabila kita benar-benar ingin serius memerdekakan Palestina.
Gelombang gerakan sosial kemerdekaan Palestina telah menggerakkan jutaan aktivis dari seluruh dunia. Berbagai elemen masyarakat global, dari latar belakang sosial dan ideologi yang beragam pula. Mereka yang berideologi komunis, feminis, sosialis dan dari gerakan queer juga getol mendukung semangat solidaritas kemerdekaan Palestina.
Dengan hanya mengaitkan kemerdekaan Palestina dengan Islamisme, kita akan menghilangkan begitu banyak dukungan dari berbagai lapisan horizontal dan masyarakat internasional yang tidak melulu mewakili kepentingan Islam. Mengafiliasi isu Palestina dengan kewajiban agama untuk menolong sesama muslim tidak pernah salah. Tetapi disaat kita menjadikannya sebagai isu yang ekslusif itu adalah tindakan yang bodoh, egois dan ceroboh.
Teruslah suarakan jika isu Palestina itu inklusif serta kurangilah sedikit fanatisme terhadap atribut sosialmu itu. Jika kita abai terkait inklusivitas isu ini, maka gerakan kemerdekaan Palestina akan selamanya menjadi lereng curam berbatu yang terjal. Karena sesungguhnya upaya perjuangan kemerdekaan Palestina itu bukan hanya isu milik golonganmu dan bukan diusahakan hanya oleh golonganmu seorang. Tetapi bersifat universal!
Post a Comment
Post a Comment