Tahun 2020 bisa dibilang adalah tahun biangnya masalah, belum apa-apa, diawal tahun saja sudah banyak masalah dan kehebohan berskala global yang terjadi.
Sebutkan saja contohnya ketegangan antara USA dengan Iran yang berpotensi pada gerakan militer yang dapat mengakibatkan korban jiwa yang bukan main jumlahnya, Lalu virus baru yang satu keluarga dengan MERS dan SARS muncul sekitar akhir 2019 dan baru mulai menyebar dan booming di awal 2020 ini.
Dan kita sekarang ini saja belum memasuki pertengahan tahun, namun sudah sebegininya musibah yang kita alami bersama. Yahh, mau tidak mau kita sebagai orang yang beriman harus mau menerimanya sebagai rencana dari tuhan.
Kita hanya bisa berusaha untuk meminimalisir korban sesedikit mungkin, janganlah kita bertindak egois dengan menyalahkan sepihak.
Ngomong-ngomong mengenai virus Covid-19, dilansir dari website Worldometers, jumlah penderita yang terjangkiti dengan virus ini sudah menembus di angka 4 jutaan, yakni lebih rincinya 4,016,021 jiwa. Hampir 2% dari total populasi keseluruhan manusia yang hidup pada tanggal 09/05/2020. (7,780 miliar).
Virus satu ini dapat dengan mudah menginfeksi populasi dunia dikarenakan dari cara penyebarannya dan tingkat ketahanannya saat diluar inang yang luar biasa, yakni sekitar 3 hari dapat survive di suatu permukaan benda, sehingga media penyebarannya sangat luas.
Terlebih lagi kebiasaan dan budaya sebagian besar populasi manusia yang mungkin jarang mencuci tangan dan menjaga kebersihan terutama di negara-negara yang berkembang, dimana banyak penduduk yang kurang mendapat wawasan dan edukasi, semakin memperparah penyebaran virus ini di seantero dunia.
Dikarenakan keunikan dari virus tersebut, yang membuat cara dalam penanganannya pun berbeda dan lebih serius dibandingkan virus-virus lainnya yang pernah booming di era modern ini.
Dimulai dengan penyemprotan disinfektan ke area-area umum dan tempat-tempat serta fasilitas publik, isolasi mandiri, karantina, hingga penutupan suatu kota (lockdown).
Hal-hal tersebut pastilah membuat gempar di kalangan masyarakat, masalahnya adalah kehidupan dan kebiasaan mereka terpaksa mau tidak mau harus diubah oleh pemerintah yang berwenang.
Padahal semua taktik dan tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut, ini semua serta merta demi keamanan dan keselamatan kita bersama.
Namun nampaknya, masih ada saja sebagian pihak di masyarakat yang melawan, karena aktivitas rutinnya diganggu dan diubah secara sepihak karena kondisi yang darurat.
Berikut adalah hasil pengamatan dan penilitian saya mengenai pola dan gaya hidup masyarakat yang sekiranya akan berubah dan memberi dampak bagi kehidupan sosial dan bermasyarakat di dunia, khususnya di Indonesia.
BACA JUGA : McDonald's Sarinah Thamrin Tutup - Undang Dikerumunan Masyarakat ditengah Pandemi
Mungkin bagi negara maju yang tingkat pendidikannya sudah merata dan luas literasinya, hal-hal seperti tidak bersalaman, tidak menegur sapa, tidak dekat-dekatan dengan orang lain adalah hal yang wajar terlebih lagi di negara barat yang menjunjung tinggi liberalisme dan individualitas.
Namun tidak dengan negara-negara di timur khususnya seperti Indonesia, yang sarat dan kental sekali akan keramah-tamahannya dalam menyapa setiap orang yang ia temui di jalan.
Setelah peristiwa tahun 2020 ini, mungkin orang-orang akan berpikir dua kali sebelum kontak fisik dengan orang lain, dan yang terpenting adalah masalah sanitasi, tubuh yang kotor adalah kunci dari persebaran penyakit, mungkin bagi anda yang malas dan jarang mencuci tangan, sudah saatnya untuk merubah kebiasaan tersebut, segala sesuatu yang berhubungan dengan memasukkan sesuatu ketubuh, baik itu korek upil di hidung, garul-garuk telinga sampai masuk ke lubang, ngambil daging yang nyangkut di gigi pakai tangan, atau bahkan (mohon maaf) masturbasi dengan jari anda, selalu berpikir untuk yang pertama kali mencuci tangan anda dengan baik dan benar (pakai sabun, 30 detik, jangan asal ciprat-ciprat aja) sebelum melakukan semua kegiatan itu tadi.
Yahh memang sebenarnya pun, cepat atau lambat, tradisi dan kebiasaan ketimuran di Indonesia akan hilang, luntur dan pudar tergantikan dengan budaya western yang lebih diminati anak muda, ada ataupun tidak adanya virus Corona ini.
Namun dengan adanya virus Corona ini, setidaknya masyarakat bisa melihat dari dua perspektif yang berbeda, tidak hanya asal caci maki dan mengatakan bahwa budaya barat dan individualis itu adalah buruk.
Warga diberi kesempatan untuk memilih dan berpikir dengan pemikiran yang terbuka dan hati nuraninya masing-masing saat ada hal-hal seperti ini, yang memang memerlukan otak yang kritis.
Tidak bisa kita hanya mengandalkan kata pepatah, kata orang lain, atau kata si ono, kita jadinya dituntut untuk mencari kebenaran dengan akal sehat kita, ini juga sudah merupakan kemajuan dimana sebelumnya banyak warga kita yang sering termakan hoaks atau berita bohong yang berseliweran di dunia maya.
Bisa kita lihat sendiri dari kolom komentar media sosial ataupun di Youtube, bahwa netizen dan masyarakat kita pada umunya sudah mulai dewasa dan bisa membedakan mana yang realita dan fiksi, walau tidak berpaling dari fakta masih banyak juga diluar sana yang memang otaknya close minded dan masih bawel dibilangin, mereka hanya terus berkutat dan berpegang teguh pada aturan lama yang bahkan mereka sendiri tidak mengerti artinya, tidak memakai wawasan dan akal pikirannya, hanya berdasar dari kata orang dan riwayat si anu, padahal sudah jelas jika tuhan menganugrahkan kita akal pikiran untuk memilah mana yang baik dan benar.
Sungguh disayangkan orang-orang seperti diberi akal, padahal masih banyak orang autis diluar sana yang lebih memerlukan akal. Lah, mereka sudah punya akal namun tidak dipakai.
Lalu ada lagi yang agak fatal nih dari pandemi virus Corona ini. Kita akan melewati bulan Ramadhan kita tahun ini dengan ketidakbisaan kita untuk berkumpul dan keluar rumah.
Akan ada banyak sekali perubahan dan kebiasaan di bulan Ramadhan yang akan di-alfakan oleh pemerintah dan dihimbau oleh tokoh masyarakat untuk tidak dilaksanakan, sebutkan saja contohnya Buka bersama di masjid ataupun rumah teman, Ngabuburit, Sholat Tarawih dan Witir berjamaah, Kegiatan Pesantren kilat di sekolah-sekolah.
Semuanya kita ganti dengan kesendirian (bagi yang jomblo) ataupun kebersamaan dengan keluarga kita di rumah masing-masing.
Mungkin bagi generasi tua dan alim akan sangat sulit untuk meninggalkan ibadah bersama di tempat ibadah masing-masing, terasa ada yang kurang didalam hati, saya mengerti perasaan bersalah tersebut bapak-bapak ibu-ibu, namun alangkah baiknya kita menelan bulat-bulat keinginan kita tersebut karena situasi yang sekarang ini sedang tidak memungkinkan, jika kalian ingin masalah ini cepat selesai, maka diperlukan kontribusi dari setiap pihak dan semua orang, tidak bisa hanya segelintir yang melakukan lalu yang lainnya dengan asas "suka-suka sayalah, hidup-hidup saya, kok anda pula yang mengatur!" mengacaukan rencana pemulihannya.
Intinya itu sajanya, kita saling mengerti satu sama lain demi tercapai tujuan kita bersama, siapa yang mau wabah Corona cepat selesai? Tentunya kita semua!
Maka dari itu semuanya juga harus mau menjalankan physical distancing dan berdiam diri di rumah, belajar bersama guru secara daring, serta ibadah dari rumah masing-masing.
Ada juga ini yang unik, dari dunia entertainment dan hiburan seperti Youtube dan medsos.
Sepertinya bagi para youtuber traveller, wabah ini adalah pukulan yang sangat keras bagi kelangsungan usaha mereka, karena mereka tentunya tidak dapat traveling, tamasya, dan keluar negeri yang mana meruntut kepada konten mereka yang mungkin akan ada penurunan kualitas dan bahkan berhenti/hiatus untuk sementara waktu nge-youtube.
Kecuali bagi beberapa dari mereka yang kreatif dan mau untuk berimprovisasi dengan keadaan, yahh ngak ada masalah, sekarang jatuhnya kepada skill untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
Dari bidang periklanan pun sepertinya juga akan bergeser, belakangan ini saya sudah melihat banyak iklan di Televisi maupun Internet yang biasanya menggunakan aktor untuk syuting malah berganti menjadi animasi 2D ataupun 3D.
(kabar baik untuk otaku dan animelovers), dikarenakan itu dia tadi, dilarang ngumpul dan akhirnya ngak bisa syuting dehh. Akhirnya mereka memilih menyewa animator dehh, untuk bikin iklan.
Karena animasi bisa dikerjakan secara online, baik itu dubbernya maupun editor dan animatorrnya.
Dan setelah sebulan berpuasa tentunya kalian tahu kita ngapain? Eitss, kita lagi di zaman Corona, jadi jangan berharap banyak dapet amplop dan THR dari paman dan bibi.
BACA JUGA : MENJUAL KULKAS DI ANTARTIKA
Mungkin untuk setahun ini saja, kita lebih baik tidak melakukannya, mudik dan pulang kampung, lalu datang ke rumah sanak saudara sepertinya adalah hal yang hampir mustahil dan beresiko.
Dari situlah media penyebaran virusnya terjadi, kita tidak tahu siapa yang sudah terjangkiti atau apakah kita sudah terjangkiti, dan selama masa inkubasi virusnya tidak ada gejala, lebih parah menn. Memang akan ada lebih banyak lagi kebiasaan yang harus kita ubah di masa-masa sulit seperti ini, namun kita ambil hikmahnya sajalah, kita bisa jadi lebih dekat dengan keluarga inti kita, mungkin bagi yang kerja kantoran bakal lebih banyak menghabiskan waktu dengan istri dan anak-anaknya (sekali lagi, tidak bagi yang jomblo, siapa suruh melajang!) dan yang paling penting dari itu semua adalah pola berpikir masyarakat kita yang semakin dewasa dan semakin bijak dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang terjadi seperti sekarang ini.
Sekiranya setiap musibah itu jangan kita kenang selalu kehancuran yang ditibulkannya, namun kita cari dampak positifnya dan dari kesalahan kita jugalah kita mempelajarinya agar di lain waktu tidak kita ulangi.
Jadi kesimpulan dari bacotan saya diatas adalah, secara garis besar ada aspek sosial yang berubah dikalangan masyarakat Indonesia, yakni :
1. Budaya salaman, sapa-menyapa berganti menjadi tatap muka saja atau bahkan acuh tak acuh
2. Ibadah bersama di tempat ibadah diganti menjadi ibadah bersama keluarga di rumah
3. Iklan yang banyak berganti ke format animasi 2D dan 3D
4. Tidak melakukan mudik, pulang kampung, dan kumpul bersama
5. Tidak ada ngabuburit, buka bersama, ataupun sahur on the road
6. Uang THR berkurang ( juga dari perusahaan ada pemotongan gaji)
7. Dan yang terpenting, adalah pola berpikir masyarakat kita yang berubah semakin dewasa
Sekian ini saja isi dari artikel saya kali ini, kepanjangan yahh bacotnya? Maunya dari awal kesini langsung nengok ringkasannya, xixixixi... sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya!
Sumber gambar : National Geographic Indonesia
Post a Comment
Post a Comment