Sudah sedari kegiatan perdagangan yang
pertama kali melalui jalur lautan di Nusantara di mulai , selat Malaka selalu
menjadi perairan yang sibuk hingga sekarang ini. Letaknya yang strategis yaitu,
berdekatan dengan negara-negara besar seperti India,Tiongkok, serta Indonesia.
Hal tersebut mem- buat lautan sempit itu tidak pernah sepi oleh kapal yang
hilir mudik membawa barang muatan yang biasanya adalah minyak. Perputaran uang
terus terjadi, yang membuat selat Malaka dikontrol oleh tiga kekuatan negara
sekaligus yakni, Malaysia,Indonesia, serta Singapura.
Namun sepertinya, tak lama lagi
hal tersebut hanyalah tinggal cerita yang diterangkan lewat buku-buku sejarah dan buku pelajaran anak
sekolah. Ini disebabkan karena adanya rencana pembangunan terusan yang nantinya
dapat memangkas waktu tempuh pelayaran di Asia tenggara. Terusan tersebut
nantinya akan berada ditanah genting Kra yang berada di Thailand, sehingga
dinama-kan Terusan Kra. Nantinya terusan tersebut akan dapat menghubungkan laut
Andaman dengan teluk Thailand, serta menggantikan peran jalur selat Malaka
sebagai jalur utama perdagangan di Asia tenggara. Tentu hal ini bukanlah berita
baik, karena yang memberi modal dalam pembangunan terusan tersebut adalah
Tiongkok, yang mana Tiongkok memiliki keinginan yang kuat untuk menguasai Asia
tenggara sejak dahulu. Pembangunan terusan tersebut sama saja memberi
keleluasaan bagi Tiongkok dalam menguasai jalur perdagangan di Asia tenggara
yang akan merembas dalam skala global. Terlebih lagi,belakangan ini hubungan
antara negara ASEAN dengan Tiongkok tidak terlalu baik.
Sebenarnya rencana tentang
pembangunan terusan Kra ini, adalah berita lama yang diungkit kembali ke
permukaan. Pertama kali diusulkan oleh Raja Thai Narai pada tahun 1677, ia
meminta bantuan kepada teknisi Prancis de Lamar, untuk diteliti apakah
memungkinkan dibangun terusan di yang menghubungkan Songkhla dengan Myanmar.
Namun dikarenakan keterbatasan teknologi disaat itu maka pembangunan jalur air tersebut
tidak dimungkinkan. Pada tahun 1793, Raja Rama I
juga ke-pikiran
untuk mengusulkan ide tersebut lagi, dengan alasan untuk mempermudah melindungi
bagian barat Thailand dengan kapal tempur. Lalu di abad 18, EIC (East Indian
Company) milik Britania Raya juga ingin membangunnya setelah Burma jatuh ke
tangan Inggris. Namun karena ditakutkan nantinya terusan ini bakal merugikan
Singapura yang sudah terlanjur dibangun dengan modal yang cukup besar maka
Britania setuju untuk tidak membangun terusan di tanah genting Kra. Dewasa ini,
tepatnya abad 20, Tiongkok berkeinginan membangun hal serupa, mereka pun
menggelontorkan dana sebesar US$20 milliar untuk membangun infrastruktur yang
dapat menunjang terusan tersebut nantinya. Tiongkok pun tampaknya memiliki
alasan yang kuat disamping untuk mendukung program OBOR(One Belt Road) nya.
Tidak lain dan tidak bukan, dominasi di Asia Tenggara.
Lalu yang menjadi pertanyaannya, Apa yang harus kita
berbuat? Indonesia memang memiliki sebagian wilayah dan turut andil yang
lumayan kuat di selat Malaka, ini juga dapat dilihat dari besar- nya uang yang
masuk ke kas negara dari hasil pajak kapal-kapal yang hilir mudik di selat
Malaka itu. Maka dari itu dengan dibukanya terusan Kra di Thailand, pendapatan
Indonesia jelas akan mengalami penurunan yang sinifikan, selat Malaka jelas
akan sepi dari biasanya, kapal-kapal dagang yang lewat palingan hanya yang
menuju Australia atau Oceania. Dan jika pemerintah tidak bisa mengambil langkah
yang tepat maka akan banyak BUMN seperti PELINDO yang akan menderita kerugian
yang besar dan PHK besar-besaran yang akan berujung pada tingkat pengangguran
dan kemiskinan yang meningkat. Memang pendapatan negara kita tidak hanya
berdasarkan pajak, lain halnya dengan Singa –puram yang benar-benar
mengandalkan pajak dari kapal-kapal dagang. Hal-hal tersebut dapat kita hindari
jika pemerintah memiliki rencana yang sempurna dan tepat, saya hanya
menyarankan, jika kita membangun pelabuhan transit yang dibekali dengan
fasilitas yang lengkap dan keamanan yang terjamin di bagian paling utara Indonesia
di pulau Sabang, di Aceh, maka kita dapat dengan mudah
menangkap
pajak dari kapal-kapal yang lewat. Namun sebenarnya terusan Kra dapat dibilang
terobo- san baru di kawasan Asia, jika Amerika memiliki terusan Panama,dan
Afrika memiliki terusan Suez, dan Eropa punya terusan laut Putih-Baltik, maka
kita orang Asia punya terusan Kra. Semoga artikel saya ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan kita akan dunia. Terima kasih.
Sangat profesional dan merinci, mantap lah pokoknya...
ReplyDeleteKesan :bagus, referensinya ok
ReplyDeleteSaran :tambahkan lagi illustrasinya
Mantap👌👍
ReplyDeleteBagus sekali, seperti tulisan anak kuliahan saja
ReplyDelete