Tidak hanya membuat kamu pintar ilmu fisika dan kimia, sekarang ini mari kita membahas anime Dr. Stone dari sudut pandang filsafat!
Membahas Anime Dr. Stone dari Sudut Pandang Filsafat
Dr. Stone adalah sebuah anime yang bergenre science fiction, apocalypse, dan petualangan.
Anime ini memiliki latar waktu disekitaran tahun 2018 masehi.
Menceritakan sebuah peristiwa besar yang mengubah kehidupan umat manusia, dimana cahaya hijau misterius terpancar dan menyebar keseluruh penjuru bumi yang mengakibatkan semua manusia berubah menjadi batu.
Ya benar! Menjadi batu sebagaimana halnya cahaya dari mata medusa yang dapat mengubah orang menjadi patung batu. Atau kalau mau dibilang yang mendekati dengan kisah rakyat di negara kita yang sepadan adalah 'Malin Kundang'.
3720 tahun telah berlalu semenjak peristiwa pembatuan umat manusia tersebut yang telah menghancurkan peradaban dan teknologi yang telah susah payah dibangun umat manusia.
Akhirnya tokoh utama kita, Ishigami Senku pun berhasil terbangun dari hibernasi panjangnya menjadi batu di tahun ke 5728 masehi
Masih belum jelas asal muasal cahaya itu darimana, bahkan karakter utama kita sendiri Ishigami Senku juga masih belum dapat menyimpulkan penyebabkejadiannya, namun dia berhipotesa bahwa bisa saja itu ulah ilmuwan jahat, serangan alien, atau mungkin saja perang antar negara.
BACA JUGA : Eno Bening Agamanya Apa sih?
Siapa itu Senku? Orang yang seperti apa dia? Seharusnya saya tidak usah menjelaskannya lagi karena yang mencari dan menemukan artikel ini hanyalah yang paham betul dan sudah menonton animenya.
Jika kalian yang memang belum tahu siapa itu Senku!
Namun sesingkat dan sepadat mungkin akan saya jabarkan kepada anda yang belum menonton. Dia hanyalah seorang anak SMA, yapp benar!
Namun jangan samakan anak SMA yang pada biasanya kita temui disekitar kita dengan si Senku ini, yang merupakan seorang Maniak Ilmu Pengetahuan sama halnya dengan nama blog ini dinamai.
Dia bisa menguasai pengetahuan dan ilmu yang sangat berat seperti Fisika Kuantum di usianya yang masih menginjak bangku sekolah dasar, dia sudah bisa membuat miniatur roket dan menerbangkannya keluar atmosfer bumi saat masih SMP.
Bukan karena suruhan orang tuanya atau karena dipaksa, namun Senku melakukannya benar-benar karena hati dan keinginannya yang ambisius, lebih tepatnya kecintaannya kepada ilmu pengetahuan.
Cukup itu saja pengenalan dari saya mengenai orang yang seperti apa tokoh utama kita dari serial Dr. Stone ini,
Ohh ya, dalam melakukan kegiatan penelitian dan eksperimennya (sebelum masa pembatuan ini ceritanya, kita flashback dulu lah), ia selalu ditemani oleh sahabat karibnya yang membantunya dalam melakukan pekerjaan berat yang mana seorang kutu buku tidak bisa lakukan, namanya Taiju Ooki.
Begitupun setelah masa pembatuan, Taiju menjadi orang kedua yang terbangun dari pembatuan dan orang pertama yang berada di sisi Senku setelah petrification umat manusia.
Setelah terbangun, ia langsung mencari tahu keberadaan Senku yang sudah terlebih dulu bangun dan membuat shelter untuk bertahan hidup.
Lalu mereka berdua pun bersama-sama memiliki misi dan tujuan untuk membangun kembali kejayaan peradaban dan teknologi umat manusia dengan ilmu pengetahuan sains yang Senku kuasai.
Lalu Dimana Bagian Filosofisnya yang Ingin Dibahas?
Satu per satu manusia mereka bangunkan dari pembatuan dengan ramuan yang mereka temukan dari pengalaman saat mereka masih membatu juga, yakni cairan kotoran kelelawar yang bersifat korosif dan mengandung asam nitrat berkat eksperimen Senku yang mencampurnya dengan etanol sehingga terciptalah Nital, senyawa kimia dengan reaksi korosif yang sangat kuat.
Dari situlah semakin banyaknya manusia yang terbangun dan bergabung dalam kelompok Senku, makin banyak juga terjadi ketidakselarasan antar individu.
Mulai dari perbedaan idealisme dan pandangan, hingga kepada perbedaan pendapat dan kekuatan.
Sesungguhnya hal seperti ini adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam struktur dan kehidupan sosial diantara manusia-manusia.
Perbedaan kebutuhan dan kepentingan pastinya akan selalu terjadi dimanapun manusia berada, tidak terkecuali setelah manusia membangun ulang peradabannya.
Di satu sisi, tokoh antagonis kita kali ini Tsukasa yang berseberangan dengan pemikiran Senku yang ingin menyelamatkan semua orang dan umat manusia tanpa pandang bulu dan membangkitkan kembali peradaban dengan sains dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan dirinya, memiliki pemahaman bahwa dunia yang baru ini hanya layak dan cocok untuk dimiliki orang-orang yang baik dan berhati mulia saja, yang ia maksudkan adalah kita tidak perlu membangkitkan manusia-manusia yang sudah diketahui kejahatannya sebelum masa pembatuan terjadi, seperti pejabat-pejabat korup dan para petinggi-petinggi negara yang akan membuat dunia serta merubah dunia menjadi tempat yang hancur kembali dengan peperangan, politik dan uang.
Tsukasa memiliki dendam masa lalu terhadap para masyarakat elit dan menjadi korban dari yang namanya kesenjangan sosial, sehingga hidup keluarganya selalu tertindas akan hal tersebut, karena itu dia tadi kemiskinan dan sistem yang dibuat oleh para penguasa. Baginya para generasi tua dan penguasa sudah tercemar dengan keserakahan mereka, sehingga hanya anak muda dan para remaja yang berhak untuk dihidupkan di zaman yang baru ini, lagipula ini seperti seakan-akan mereset suatu game bukan?
Tetapi bagi Senku, tindakan seperti itu sangatlah tidak adil dan tidak dapat diterima karena bagaimana pun juga peradaban umat manusia yang telah dibangun dengan susah payah selama 2 juta tahun tidak akan bisa tercipta tanpa semua itu, dan Senku bukanlah orang yang mempermasalahkan mengenai moral dan idealisme, dia hanya benar-benar seseorang individu yang mencintai ilmu pengetahuan.
Mulai dari situlah, umat manusia yang kembali hidup di dunia baru terbagi kedalam dua kubu yang berbeda, yang pastinya memiliki ideologi dan pemahaman yang berbeda.
Di satu sisi ada Kerajaan Sains yang dipimpin oleh Senku dengan kelebihan mereka dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara disisi lain ada Kerajaan Tsukasa yang lebih mengutamakan kekuatan sebagai kelebihan mereka dan membenci teknologi dan sains karena bagi mereka karena kemajuan teknologilah manusia menjadi serakah dan jahat.
Dari konflik ini kita bisa melihat bahwa kedua-dua ideologi mereka memiliki alasan yang kuat masing-masing untuk dapat dipertahankan dan diperdebatkan, namun dengan situasi dunia yang seperti itu tidak akan ada yang namanya permainan halus, tidak ada yang namanya ajang debat, siapa yang kuat dia yang berkuasa, maka dari itu konfrontasi adalah satu-satunya cara untuk saling menunjukkan taring kekuatan.
Jika kita melihat sejarah umat manusia ke belakang, peperangan dan konflik selalu dimenangkan oleh pihak yang unggul pada teknologi dan inovasi, tidak peduli seberapa kuat pasukanmu, tidak peduli seberapa banyak jumlah musuh yang ada, tidak akan berguna tanpa dukungan kecanggihan.
Di anime Dr. Stone pun juga dengan jelas kita ditunjukkan bagaimana cara sebuah sistem dan struktur sosial di masyarakat bekerja.
Dengan jumlah manusia yang terbatas, maka SDM harus dioptimalkan dengan efektivitas yang tinggi kepada setiap bidang yang mereka kuasai. Pembagian peran dan fungsi setiap orang dalam berkontribusi membangun masyarakat dan peradaban di dalam Dr. Stone dapat sangat jelas terlihat, walau hanya dengan anggota dan SDM yang sedikit, namun komunitas mereka sudah setara dengan kemampuan negara berbekal ilmu pengetahuan mereka.
Setiap orang memiliki peranannya masing-masing dalam kemajuan peradaban di Dr. Stone, seperti Senku dan Chrome yang menggeluti ilmu pengetahuan dan sains untuk menciptakan blueprint dan rancangan sebuah alat dan penemuan.
Lalu ada kakek Kaseki yang memang background-nya adalah seorang pengrajin dan Yuzuhira yang sangat mahir dalam hal kerajinan membuat mereka sangat berguna dalam merakit teknologi dan peralatan yang mana skill tersebut tidak dimiliki oleh Senku.
Untuk masalah diplomasi dan psikologi ada seorang mantan mentalis Gen Asagiri, yang memiliki lidah dan gaya berbicara seorang penipu MLM ulung.
Taiju yang memiliki daya tahan luar biasa dalam hal otot dan tenaga, bisa mengerjakan pekerjaan berat apapun, meratakan bukit? Gampang! Namun satu hal kekurangannya adalah dia adalah pribadi yang tidak bisa menyakiti orang lain sehingga bertarung bukanlah gayanya, walaupun dia kuat dia hanya defensif tidak bisa ofensif. Lain hal dengan Tsukasa yang memang dari awalnya seorang atlet MMA dan petinju kelas berat yang tidak segan-segan untuk membuatmu babak belur jika berurusan dengannya.
Setiap manusia harus mengerti apa kelebihan dan passionnya dalam menyumbang kontribusi bagi kemajuan umat dan ras kita, tidak ada skill dan keahlian yang lebih bagus daripada yang lain, semuanya saling melengkapi, itulah yang dinamakan manusia makhluk sosial.
Seperti sebuah peribahasa luar negeri yang menyatakan " Do your part, and become a good citizen."
Post a Comment
Post a Comment